Jakarta - Jalan tol Samarinda – Balikpapan resmi dibuka dan beroperasi pada Desember 2019. Proyek tersebut termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN) di bawah PT Jasa Marga melalui anak usahanya, yaitu PT Jasa Marga Balikpapan Samarinda (JBS). Terdapat pembagian lima seksi ruas jalan tol di wilayah tersebut. Seksi 1 mulai dari km 13 hingga Samboja (22.025 km), seksi 2 mulai dari Samboja hingga Muara Jawa (30.975 km), seksi 3 mulai dari Muara Jawa hingga Palaran (17.300 km), seksi 4 mulai dari Palaran hingga Jembatan Mahkota (17.550 km) dan seksi 5 mulai dari km 13 hingga Bandara Sepinggan (11.500 km).

Kali ini perjalanan saya dari Balikpapan menuju Samarinda melewati Manggar. Dari Manggar diteruskan menuju Samboja, melewati Gerbang Tol Samboja dengan terlebih dahulu melakukan tapping e-toll. Ternyata awal masuk hari ini ke Gerbang Tol tersebut tidak dikenakan biaya alias gratis. Pada siang hari itu, hanya dibuka 1 ruas masuk untuk menuju mesin tapping yang tersedia.

Pihak jasa marga juga telah menyiapkan rest area (tempat ibadah, supermarket, kamar kecil) untuk memenuhi kebutuhan pengemudi yang ingin singgah sejenak. Adapun keharusan pembangunan fasilitas rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) diatur dalam Peraturan Menteri (PERMEN) PUPR no 10/PRT/M/2018. Pembangunan rest area tersebut juga harus mengutamakan keberadaan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan komposisi minimal 70% adalah produk lokal. Dengan mengedepankan sektor UMKM di area ruas jalan tol, diharapkan produk-produk andalan di daerah tersebut sebagai ajang promosi.

Dari pengamatan saya ketika melewati jalan tol tersebut, di titik-titik tertentu belum terpasang lampu penerangan di sepanjang jalan. Tidak masalah jika perjalanan dilakukan pada pagi ataupun siang hari. Tetapi jika perjalanan dilakukan malam hari, dikhawatirkan akan mengganggu pemakai jalan, yang berujung kecelakaan, walaupun telah terpasang rambu-rambu lalu lintas serta panduan rute perjalanan di sebelah kiri, kanan, dan atas jalan. Terlihat juga mobil patrol dari Jasa Marga serta mobil derek standby ditempat dan siap beroperasi disepanjang jalan tersebut.

Masalah lain ketika melewati ruas jalan tol ini adalah lemahnya sinyal untuk komunikasi ataupun untuk membuka internet di titik-titik tertentu. Perlu perluasan jaringan telekomunikasi, semisal pembangunan tower Base Transceiver Station (BTS) untuk memperkuat sinyal di wilayah tersebut. Dengan adanya pembangunan BTS di titik-titik tertentu diharapkan akan terjadi perluasan coverage dan dapat membantu pemakai kendaraan yang melintasi wilayah tersebut dalam berkomunikasi.

Setelah keluar dari gerbang tol Palaran menuju jalan biasa, saya mengamati terdapat jalan-jalan yang rusak dan masih tergenang air akibat hujan deras beberapa hari terakhir. Terlihat mobil-mobil yang melintas daerah tersebut berusaha mencari jalan yang masih baik, dan menghindari jalan yang telah rusak. Di samping itu, dari pengamatan saya, masih belum ada penerangan jalan di daerah tersebut. Dikhawatirkan timbul kriminalitas akibat minimnya penerangan. Sehingga perlu adanya pemasangan penerangan serta dibangunnya posko polisi untuk menjaga keamanan pengendara yang melintasi area tersebut.

Sumber: detikNews

We Build Tomorrow